Ikhtilaf(perselisihan) dan iftiraq (perpecahan)

November 24, 2017

Bismillahirrahmanirrahim

Na’am, Ikhtilaf dan iftiraq adalah dua hal yang berbeda,banyak diantara saudara kita salah dalam memahami,

  • Tidak setiap ikhtilaf akan menghasilkan perpecahan
  • Ikhtilaf terjadi dalam hal yang bersifat ijtihadiyah (seperti bacaan Alfatihah makmum ketika shalat siir yang tidak dikeraskan, posisi tangan ketika saat i’tidal dll), sedangkan iftiraq terjadi dalam hal yang pokok, seperti mengatakan Al Quran adalah mahluk, menolak takdir Allah Azza wa Jalla, meniadakan sebagian sifat-sifat Allah Azza wa Jalla (sifat tangan Allah, sifat istiwa’ Allah dll)

Baca entri selengkapnya »


Hukum Shalat Ied dan Mendengarkan khutbah ied

November 1, 2012

Segala puji hanya bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.

Baru teringat kemarin sore (rabu 31 Okt 2012) pas diperjalan hendak pulang walaupun telah berlalu beberapa hari yang lalu, akan tetapi hal ini bukanlah menjadi berita yang akan tertinggal malah Insya Allah akan selalu kita temui setiap tahunnya dan kita amalkan sepenjang hidup kita.

Yakni ketika ada panitia (DKM) ditempat dimana saya melakukan shalat Ied yang berkata sebelum shalat ied yang maknanya kira-kira seperti ini, : “Bagi para jama’ah mohon setelah shalat ied untuk tidak langsung pulang, karena ada khutbah ied yang hukum mendengarkannya adalah wajib dan untuk kesempurnaan shalat ied

Benarkah perkataan seorang panitia penyelenggara shalat ied tersebut ? sayangnya panitia tersebut tidak membawakan dalil untuk menguatkan perkataannya tersebut.

Baca entri selengkapnya »


Hukum membawa mutlaq ke muqoyyad

Maret 20, 2012


Ada empat kondisi  ihwal mutlaq dan muqoyyad yang saling berhadapan:

1. Masing-masing hukum  dan sebabnya  sama.

2. Hukum keduanya sama namun sebabnya berbeda

3. Sebab keduanya sama namun hukumnya berbeda

4. Masing-masing memiliki hukum dan sebab yang berbeda.

Keadaan pertama:

Jika hukum dan sebabnya sama maka mutlaq harus  dibawa ke muqoyyad berbeda dengan pendapat Abu Hanifah. Contohnya firman Allah:

حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَ الدَّمُ

Artinya: Diharamkan atas kalian (memakan) bangkai dan darah (Al-Maidah :3) (mutlaq)

Dengan ayat :

أَوْ دَمًا مَسْفُوْحًا

Artinya: …atau darah yang mengalir (Al-An’am : 145) (muqoyyad)

Maka darah yang dimaksud dalam surat Al-Maidah ayat 3 tersebut adalah darah yang mengalir karena ditaqyid dengan surat Al-An’am ayat 145.

Baca entri selengkapnya »


Isbal,sebuah pandangan dari sisi lain

Maret 14, 2012

Sumber: http://salafyitb.wordpress.com/2006/12/07/hukum-isbalsebuah-pandangan-berbeda/

 

Penulis :Abu Ishaq Umar Munawwir

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh

Alhamduluillah washshalatu was salaamu ‘ala rasuulillah wa’ala aalihi washahbihi wa man waalah.

Saudara sekalian,

Pagi tadi sesaat sebelum berangkat ke kantor saya sempatkan membuka Sunan Abi Dawud dan Sunan At-Tirmidzi. Saya kemudian terhenti pada hadits-hadits mengenai isbal. Semakin disimak dan dihayati, seandainya semua hadits berkenaan dengan isbal di kedua kitab Sunan tersebut shahih semuanya, tentulah pembahasan mengenai isbal akan semakin menarik, terutama mengenai muthlaq dan muqayyad yang menjadi asal adanya hukum boleh kalau tidak sombong. Bagaimana pula dengan hadits-hadits di kitab Sunan yang lain ataupun di kitab Musnad dan Mushannaf?

Saya belum sempat cek semua derajat hadits-haditsnya, tapi sebagian ada yang jelas shahih karena jelas dinyatakan demikian oleh para ulama. Niatnya sih di kantor mau dicari tapi qaddarullah baru punya waktu luang selepas maghrib. Mudah-mudahan lain waktu semangat tidak kendur untuk merunut yang satu ini.

Ada satu hadits yang belum sempat saya temukan pagi tadi, mohon bantuan saudara-saudara jika ada waktu luang, yaitu tentang Ibnu Mas’ud yang ketika naik pohon tersingkap betisnya yang kecil kemudian diledek oleh para sahabat. Lalu Nabi mengatakan bahwa hari kiamat nanti kedua betis Ibnu Mas’ud ini lebih kokoh dan lebih berat timbangan kebaikannya dari gunung. Atau semisal itu lah…kalau tidak salah riwayat At-Tirmidzi. Saya mau beristidlal juga dengan hadits tersebut untuk masalah isbal ini.

Seperti sudah disampaikan sebelumnya, dalil-dalil dalam masalah isbal ini ada dua. Isbal secara mutlak. Dan isbal karena khuyala (sombong)

Dalilnya tegas dan shahih sehingga bahtsnya bukan lagi di ada atau tidak adanya dalil dan bukan pula di shahih atau tidaknya dalil tersebut. Yang tersisa adalah fiqih haditsnya. Dan di sinilah para ulama mulai berbeda pendapat. Banyak qaul ulama yang sudah diquote Pak Abu Umair, semuanya berputar sekitar muthlaq dan muqayyad. Kemudian datanglah kutipan pembahasan Pak Abu Salma yang cukup ciamik. Ada dikupas juga di sana bantahan bagi pendapat yang memberlakukan muthlaq dan muqayyad dalam masalah ini. Namun demikian tentu ada sebagian mereka yang memiliki pertanyaan sisa dibenaknya belum terpuaskan dahaganya…. Bukankah ini adalah qaul jumhur? Bukankah ini qaul 3 madzhab? Bukankah berbaris di sana para ulama salaf yang sangat mumpuni dari segi keilmuannya, baik hadits, fiqih dan ushul fiqihnya? Dan bukankah kebenaran itu umumnya (ghaaliban) adalah pada jumhur? Apakah kita merasa lebih pandai dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah? Lebih dari itu, apakah kita merasa lebih hebat dari para imam madzhab berikut murid-muridnya?

Baca entri selengkapnya »


Kabut Beracun Itu Bernama Valentine’s Day…

Februari 9, 2010

Oleh: Ustadz Abu Ubaidah Yusuf Bin Mukhtar As-Sidawi Hafizhahullah

14 Februari adalah hari yang sangat istimewa bagi para pendewa Valentine’s Day. Pada hari itu mereka mengungkapkan rasa cinta dan kasih saying kepada orang yang diinginkan. Ada yang menyatakan perasaannya kepada teman, guru, orang tua, kakak atau adik, dan yang paling banyak adalah yg menyatakan kepada kekasihnya.

Pada hari itu pula mereka mengirimkan kartu atau hadiah bertuliskan “Be my Valentine” (jadilah Valentine-ku) atau sana artinya “Jadilah kekasihku” Di Indonesia, sejak era 1980-an, perayaan Hari Valentine ini makin memprihatinkan. Jika kita masuk toko buku atau semisalnya di bulan Februari, akan tampak rak-rak yang berjajar berisikan beragam kartu ucapan Valentine’s Day.

Tak mau kalah, took-toko souvenir pun mulai menjajakan aneka kado bertema Valentine’s Day. Mal dan supermarket juga menghias seluruh ruangan dengan warna-warni pink dan biru lembut, dengan hiasan-hiasan berbentuk hati dan pita di mana-mana. Hampir semua media cetak dan elektronik pun menjadi penggegas program misterius ini. Dengan berpikir sedikit saja kita dapat mengetahui bahwa perayaan aneh ini tidak lepas dari trik bisnis para pengusaha tempat hiburan, pengusaha hotel, perangkai bunga, dan lainnya. Akhirnya jadilah perayaan Valentine sebagai perayaan bisnis yang bermuara pada perusakan aqidah dan akhlak pemuda islam (khususnya).

Saatnya kita bertanya pada diri kita masing-masing, apa yang sudah kita lakukan dalam penyelamatan generasi penerus kita?

Baca entri selengkapnya »


BID’AH (Sual-Jawab)

Maret 10, 2009

Oleh: abu yazid

1. Pertanyaan: Bid’ah itu apa ?

Jawab:

Secara Bahasa adalah sesuatu yang baru yang tidak ada pada zaman Nabi .

Secara Istilah adalah sesuatu yang baru, yang tidak ada contoh sebelumnya didalam agama ini, yang menyerupai agama/syariat, yang dibuat oleh orang atas nama agama sehingga ia terlihat szeperti bagian dari agama ini, dengan maksud untuk taqarrub/mendekatkan diri kepada Allah untuk mendapatkan ganjaran pahala/kebaikan.

2. Pertanyaan: Apakah setiap bid’ah adalah kesesatan ?

Jawab:

Ya… Jika dalam hal urusan agama/peribadatan bukan dalam hal urusan dunia. Nabi  diutus ke dunia untuk memperbaiki tauhid, aqidah dan tata cara peribadatan manusia kepada Allah . Dan Allah ingin dibadahi sesuai dengan apa yang diinginkan oleh-Nya yang diajarkan oleh Nabi yang mulia  kepada para sahabat , bukan berdasarkan selera diri sendiri/kelompok.

Baca entri selengkapnya »


ILMU DIHILANGKAN DAN KEBODOHAN MERAJALELA

Februari 16, 2009

Oleh: Yusuf bin Abdullah bin Yusuf Al-Wabil
MUKADIMAH
Artikel ini diambil dari sebagian kecil Tanda-Tanda Kiamat Shugro, yang dimaksud dengan tanda-tanda kiamat shugro (kecil) ialah tanda-tandanya yang kecil, bukan kiamatnya. Tanda-tanda ini terjadi mendahului hari kiamat dalam masa yang cukup panjang dan merupakan berbagai kejadian yang biasa terjadi. Seperti, terangkatnya ilmu, munculnya kebodohan, merajalelanya minuman keras, perzinaan, riba dan sejenisnya.
Dan yang penting lagi, bahwa pembahasan ini merupakan dakwah kepada iman kepada Allah Ta’ala dan Hari Akhir, dan membenarkan apa yang disampaiakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, disamping itu juga merupakan seruan untuk bersiap-siap mencari bekal setelah mati nanti karena kiamat itu telah dekat dan telah banyak tanda-tandanya yang nampak.
Baca entri selengkapnya »


Tidak Sama Laki-laki dengan Perempuan, dan Kelebihan Laki-laki atas Perempuan

Oktober 29, 2008

Al-Qur’an telah menegaskan:

Tidaklah laki-laki itu (sama) seperti perempuan (QS Ali-Imran:36)

dan firman Allah I ;

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita) (QS An-Nisaa’:34).

Syara’ telah menetapkan beberapa kaidah antara laki-laki dan perempuan tentang ketidaksamaannya dan kebersamaannya yang sesuai dengan hidup dan kehidupan mereka, tabiat dan fitrah mereka, ibadah dan mu’amalah mereka atau dunia dan akhirat mereka. Kaidah-kaidah tersebut apabila dilanggar atau dirubah oleh manusia berakibat kehancuran pada diri dan kehidupan manusia, bahkan pada bumi mereka tinggal (1).

Kaidah Pertama:

Pada dasarnya Agama Allah, hukum-hukum-Nya, perintah dan larangan-Nya, sama antara laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan selain yang telah dikecualikan oleh syara’ (Agama), yakni hukum asal diatas menerima pengecualian sebagaimana akan datang perinciannya di kaidah ketiga.

firman Allah I ;

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu (kepada Allah). (QS Al-Hujurat:13)

Baca entri selengkapnya »


F I D Y A H

Agustus 26, 2008

Oleh
Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaaly
Syaikh Ali Hasan Ali Abdul Hamid

[1]. Bagi Siapa Fidyah Itu ?
Bagi ibu hamil dan menyusui jika dikhawatirkan keadaan keduanya, maka diperbolehkan berbuka dan memberi makan setiap harinya seorang miskin, dalilnya adalah firman Allah.
“Artinya : Dan orang-orang yang tidak mampu berpuasa hendaknya membayar fidyah, dengan memberi makan seorang miskin [Al-Baqarah : 184]
Sisi pendalilannya, bahwasanya ayat ini adalah khusus bagi orang-orang yang sudah tua renta (baik laki-laki maupun perempuan), orang yang sakit yang tidak diharapkan kesembuhannya, ibu hamil dan menyusui, jika dikhawatirkan keadaan keduanya, sebagaimana akan datang penjelasannya dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma.

[2]. Penjelasan Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma.
Engkau telah mengetahui wahai saudaraku seiman, bahwasanya dalam pembahasan yang lalu ayat ini mansukh berdasarkan dua hadits Abdullah bin Umar dan Salamah bin Al-Akwa Radhiyallahuma, tetapi ada riwayat dari Ibnu Abbas yang menegaskan bahwa ayat ini tidak mansukh dan ini berlaku bagi laki-laki dan wanita yang sudah tua dan bagi orang yang tidak mampu berpuasa, maka hendaknya mereka memberi makan setiap hari seorang miskin.[Hadits Riwayat Bukhari 8/135]
Oleh karena itu Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma dianggap menyelisihi jumhur sahabat atau pendapatnya saling bertentangan, lebih khusus lagi jika engkau mengetahui bahwasanya beliau menegaskan adanya mansukh. Dalam riwayat lain (disebutkan).

Baca entri selengkapnya »


DERAJAT HADITS-HADTS TENTANG BACAAN WAKTU BERBUKA PUASA DAN KELEMAHAN BEBERAPA HADITS TENTANG KEUTAMAAN/FADLILAH FADHILAH PUASA

Agustus 26, 2008

oleh
Al-Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat
Dibawah ini akan saya turunkan beberapa hadits tentang dzikir atau do’a di waktu berbuka puasa Kemudian akan saya terangkan satu persatu derajatnya sekalian. Maka, apa-apa yang telah saya lemahkan (secara ilmu hadits) tidak boleh dipakai atau diamalkan lagi, dan mana yang telah saya nyatakan syah (shahih atau hasan) bolehlah saudara-saudara amalkan. Kemudian saya iringi dengan tambahan keterangan tentang kelemahan beberapa hadits lemah/dla’if tentang keutamaan puasa yang sering dibacakan di mimbar-mimbar khususnya di bulan Ramadhan.

Hadits Pertama
“Artinya : “Dari Ibnu Abbas, ia berkata : Adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila berbuka (puasa) beliau mengucapkan : Allahumma Laka Shumna wa ala Rizqika Aftharna, Allahumma Taqabbal Minna Innaka Antas Samiul ‘Alim (artinya : Ya Allah ! untuk-Mu aku berpuasa dan atas rizkqi dari-Mu kami berbuka. Ya Allah ! Terimalah amal-amal kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Maha Mengetahui)”. [Riwayat : Daruqutni di kitab Sunannya, Ibnu Sunni di kitabnya ‘Amal Yaum wa-Lailah No. 473. Thabrani di kitabnya Mu’jamul Kabir]
Sanad hadits ini sangat Lemah/Dloif

Baca entri selengkapnya »